Wisata Di Gunungkidul - Eksplorasi Goa Cokro | Goa Cokro yang terletak di Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul ini merupakan perpaduan antara goa vertikal dengan goa horisontal. Bentukan dasar dari goa ini yaitu turunan berbentuk sumur setinggi sekitar 20 meter dengan diameter mulut goa berbentuk persegi panjang dengan ukuran sekitar 2x1 meter. Bagian dalam goa ini memiliki panjang sekitar 200 meter dengan ujung buntu. Jalan satu- satunya untuk masuk yaitu melalui lintasan vertikal di mulut goa tersebut. Dalam kondisi musim kemarau keadaan dalam goa ini kering sedang saat musim hujan cukup becek dengan sedikit genangan- genangan air karena memang air di permukaan tanah masuk ke goa ini. Dalam penelusuran goa yang aku lakukan bersama teman- teman pada bulan Maret 2008 lalu di bagian dalam ini ada bekas runtuhan baru yang diperkirakan akibat dari gempa bumi cukup besar yang melanda Yogyakarta dan Jawa Tengah 27 Mei 2007 lalu.
Sore itu aku bersama 9 orang temanku berangkat dari Jogja untuk menuju Wisata Di Gunung kidul yang dinamakan Goa Cokro. Sampai di Wonosari kami singgah sebentar buat makan malam di kompleks pasar Wonosari. Setelah makan kami melanjutkan perjalanan menuju Ponjong lokasi goa ini yang masih sekitar setengah jam perjalanaan lagi dari Wonosari. Saat di perjalanan hujan mulai turun dan lama kelamaan makin deras saja hujan yang mengguyur kami. Karena hujan yang mengguyur inilah kami mengubah skenario lapangan dari rencana semula langsung menuju ke lokasi sekitar goa dan mendirikan dome menjadi mencari tempat untuk singgah sementara. Tempat yang kami tuju adalah rumah kepala dusun setempat yang memang sudah biasa dijadikan sebagai besecamp para pencinta alam ketika berkegiatan di Wisata Di Goa Cokro. Akan tetapi kami saat itu kurang beruntung karena sang pemilik basecamp sedang tidak ada dirumah sehingga aku dan rekan- rekan tidak bisa singgah. Sebagai alternatif kami menggunakan balai dusun yang lokasinya hanya sekitar 400 meter dari Goa Cokro.
Sampai di balai dusun kami segera menata tempat buat istirahat semalam. Dinginya suasana akibat hujan yang makin deras membuat beberapa temanku memilih untuk segera tidur, sedang aku dan beberapa teman yang lain membuka peralatan masak untuk memasak air hangat dan mie instant. Sebelumnya sempat diadakan briefing singkat untuk membahas skenario kegiatan esok hari yaitu apabila hujan sudah reda maka jam 3 tiga orang temanku akan menuju goa untuk memasang tali lintasan pada bagian goa vertikal untuk turun nantinya sedang yang lainya menyusul setelah masak buat sarapan. Karena memang jam 3 hujan sudah reda maka skenario lapangan pun dapat dijalankan yaitu 3 orang menuju ke goa dengan membawa peralatan yang dibutuhkan. Memang dibutuhkan waktu yang agak lama untuk persiapan di lokasi dan memasang lintasan sehingga tiga orang yang bertugas harus berangkat pagi- pagi.
Pagi itu aku bangun jam 5 dengan beberapa temanku yang masih tertidur lelap. Satu persatu dari mereka dibangunkan untuk memasak dan packing barang- barang untuk segera menuju ke lokasi. Akhirnya pada jam 6. 30 semua telah siap untuk berangkat. Sampai di mulut goa aku dan teman- teman yang akan menuruni goa segera menyiapkan peralatan pribadi yang berupa SRT set dan lain- lain karena memang lintasan telah terpasang. SRT set adalah peralatan yang biasa digunakan oleh para pencinta alam maupun tim SAR (Search and Rescue) untuk turun ataupun naik pada sebuah tali kermantel. Teknik ini sendiri disebut dengan SRT( Single Rope Technique).
Satu persatu dari kami menuruni goa tersebut dengan hati- hati.. Buat aku dan beberapa temanku ini merupakan pengalaman pertama untuk melakukan penelusuran goa vertikal sehingga terasa ngeri juga ketika melihat ke dalam goa vertikal tersebut yang terlihat cukup dalam. Dengan perasaan yang sedikit nervous akhirnya akupun memasang SRT set pada tali untuk segera menuruni goa. Saat itu aku turun di urutan ketiga setelah dua orang temanku turun duluan. Tidak beberapa lama kemudian rasa nervous ku pun hilang seiring pijakan kakiku yang pertama ke dasar goa tersebut. Seketika itu aroma mistik kurasakan karena lorong goa yang terlihat begitu gelap serta banyak cerita yang pernah kudengar bahwa di goa tersebut sudah sering terjadi kasus bunuh diri.
Ternyata cukup luas juga bagian dalam goa tersebut. Setelah enam orang yang akan memasuki goa sampai bawah semua maka kami segera menelusuri bagian goa yang horisontal. Beberapa puluh meter dari mulut goa kondisi tanahnya cukup becek karena baru saja hujan, akan tetapi tidak beberapa lama kemudian masuk kedalam kondisinya sudah kering. Ada kubah- kubah cukup indah dengan stalagtit dan stalagmit yang menghiasi setiap ruangan goa tersebut. Cukup indah sekali. Mula- mula jalan yang kami lalui masih luas sehingga kami leluasa untuk berjalan, akan tetapi pada bagian yang lebih dalam ada sebuah lorong yang cukup sempit sehingga kami harus merangkak untuk dapat memasukinya. Bau kotoran kelelawar atau yang biasa disebut guano pun tidak kami hiraukan seiring dengan indahnya panorama dalam goa tersebut. Tidak lupa setia ada pemandangan yang cukup bagus kami menyempatkan diri untuk berfoto- foto ria sebagai bagian yang tak pernah terlewatkan setiap kegiatan. Setelah sekitar tiga jam menelusuri goa aku dan teman- teman segera kembali karena memang telah selesai penelusuranya.
Sampai di mulut goa satu persatu dari kamipun segera naik melalui tali yang kami gunakan saat turun. Kondisi tanah yang cukup becek di sekitar mulut goa menyulitkan kami untuk naik karena kaki alas kaki yang basah dengan Lumpur tersebut banyak yang menempel pada tali sehingga tali menjadi licin. Akhirnya tidak sampai satu jam kemudian semua anggota tim yang masuk goa pun telah sampai diatas. Setelah packing alat- alat pribadi yang kami gunakan maka aku dan teman- teman segera menyantap makan siang yang telah disediakan oleh teman kami yang bertindak sebagai tim basecamp karena memang perut kami saat itu sudah sangat lapar. Setelah selesai makan kamipun segera packing semua peralatan untuk kemudian pulang. Tidak lama setelah semua selesai packing hujan yang cukup lebat kembali mengguyur kami sehingga kami semua basah kuyup. Dengan tidak memperdulikan hujan maka kami segera pulang ke Jogja karena saat itu sudah sore. Sebetulnya kami berencana untuk mampir ke sungai bawah tanah Kalisuci sebelum pulang jika telah selesai penelusuran sebelum jam 13.00 , akan tetapi hal ini tidak kesampaian karena sudah cukup sore dan sempat kehujanan juga. Akhirnya tuntas sudah eksplorasi goa vertikal pertamaku yang cukup seru ini. Kepuasan akan keindahan ornamen goa menantang jiwa petualanganku untuk kembali melakukan eksplorasi ke goa- goa selanjutnya.
Sore itu aku bersama 9 orang temanku berangkat dari Jogja untuk menuju Wisata Di Gunung kidul yang dinamakan Goa Cokro. Sampai di Wonosari kami singgah sebentar buat makan malam di kompleks pasar Wonosari. Setelah makan kami melanjutkan perjalanan menuju Ponjong lokasi goa ini yang masih sekitar setengah jam perjalanaan lagi dari Wonosari. Saat di perjalanan hujan mulai turun dan lama kelamaan makin deras saja hujan yang mengguyur kami. Karena hujan yang mengguyur inilah kami mengubah skenario lapangan dari rencana semula langsung menuju ke lokasi sekitar goa dan mendirikan dome menjadi mencari tempat untuk singgah sementara. Tempat yang kami tuju adalah rumah kepala dusun setempat yang memang sudah biasa dijadikan sebagai besecamp para pencinta alam ketika berkegiatan di Wisata Di Goa Cokro. Akan tetapi kami saat itu kurang beruntung karena sang pemilik basecamp sedang tidak ada dirumah sehingga aku dan rekan- rekan tidak bisa singgah. Sebagai alternatif kami menggunakan balai dusun yang lokasinya hanya sekitar 400 meter dari Goa Cokro.
Sampai di balai dusun kami segera menata tempat buat istirahat semalam. Dinginya suasana akibat hujan yang makin deras membuat beberapa temanku memilih untuk segera tidur, sedang aku dan beberapa teman yang lain membuka peralatan masak untuk memasak air hangat dan mie instant. Sebelumnya sempat diadakan briefing singkat untuk membahas skenario kegiatan esok hari yaitu apabila hujan sudah reda maka jam 3 tiga orang temanku akan menuju goa untuk memasang tali lintasan pada bagian goa vertikal untuk turun nantinya sedang yang lainya menyusul setelah masak buat sarapan. Karena memang jam 3 hujan sudah reda maka skenario lapangan pun dapat dijalankan yaitu 3 orang menuju ke goa dengan membawa peralatan yang dibutuhkan. Memang dibutuhkan waktu yang agak lama untuk persiapan di lokasi dan memasang lintasan sehingga tiga orang yang bertugas harus berangkat pagi- pagi.
Pagi itu aku bangun jam 5 dengan beberapa temanku yang masih tertidur lelap. Satu persatu dari mereka dibangunkan untuk memasak dan packing barang- barang untuk segera menuju ke lokasi. Akhirnya pada jam 6. 30 semua telah siap untuk berangkat. Sampai di mulut goa aku dan teman- teman yang akan menuruni goa segera menyiapkan peralatan pribadi yang berupa SRT set dan lain- lain karena memang lintasan telah terpasang. SRT set adalah peralatan yang biasa digunakan oleh para pencinta alam maupun tim SAR (Search and Rescue) untuk turun ataupun naik pada sebuah tali kermantel. Teknik ini sendiri disebut dengan SRT( Single Rope Technique).
Satu persatu dari kami menuruni goa tersebut dengan hati- hati.. Buat aku dan beberapa temanku ini merupakan pengalaman pertama untuk melakukan penelusuran goa vertikal sehingga terasa ngeri juga ketika melihat ke dalam goa vertikal tersebut yang terlihat cukup dalam. Dengan perasaan yang sedikit nervous akhirnya akupun memasang SRT set pada tali untuk segera menuruni goa. Saat itu aku turun di urutan ketiga setelah dua orang temanku turun duluan. Tidak beberapa lama kemudian rasa nervous ku pun hilang seiring pijakan kakiku yang pertama ke dasar goa tersebut. Seketika itu aroma mistik kurasakan karena lorong goa yang terlihat begitu gelap serta banyak cerita yang pernah kudengar bahwa di goa tersebut sudah sering terjadi kasus bunuh diri.
Ternyata cukup luas juga bagian dalam goa tersebut. Setelah enam orang yang akan memasuki goa sampai bawah semua maka kami segera menelusuri bagian goa yang horisontal. Beberapa puluh meter dari mulut goa kondisi tanahnya cukup becek karena baru saja hujan, akan tetapi tidak beberapa lama kemudian masuk kedalam kondisinya sudah kering. Ada kubah- kubah cukup indah dengan stalagtit dan stalagmit yang menghiasi setiap ruangan goa tersebut. Cukup indah sekali. Mula- mula jalan yang kami lalui masih luas sehingga kami leluasa untuk berjalan, akan tetapi pada bagian yang lebih dalam ada sebuah lorong yang cukup sempit sehingga kami harus merangkak untuk dapat memasukinya. Bau kotoran kelelawar atau yang biasa disebut guano pun tidak kami hiraukan seiring dengan indahnya panorama dalam goa tersebut. Tidak lupa setia ada pemandangan yang cukup bagus kami menyempatkan diri untuk berfoto- foto ria sebagai bagian yang tak pernah terlewatkan setiap kegiatan. Setelah sekitar tiga jam menelusuri goa aku dan teman- teman segera kembali karena memang telah selesai penelusuranya.
Sampai di mulut goa satu persatu dari kamipun segera naik melalui tali yang kami gunakan saat turun. Kondisi tanah yang cukup becek di sekitar mulut goa menyulitkan kami untuk naik karena kaki alas kaki yang basah dengan Lumpur tersebut banyak yang menempel pada tali sehingga tali menjadi licin. Akhirnya tidak sampai satu jam kemudian semua anggota tim yang masuk goa pun telah sampai diatas. Setelah packing alat- alat pribadi yang kami gunakan maka aku dan teman- teman segera menyantap makan siang yang telah disediakan oleh teman kami yang bertindak sebagai tim basecamp karena memang perut kami saat itu sudah sangat lapar. Setelah selesai makan kamipun segera packing semua peralatan untuk kemudian pulang. Tidak lama setelah semua selesai packing hujan yang cukup lebat kembali mengguyur kami sehingga kami semua basah kuyup. Dengan tidak memperdulikan hujan maka kami segera pulang ke Jogja karena saat itu sudah sore. Sebetulnya kami berencana untuk mampir ke sungai bawah tanah Kalisuci sebelum pulang jika telah selesai penelusuran sebelum jam 13.00 , akan tetapi hal ini tidak kesampaian karena sudah cukup sore dan sempat kehujanan juga. Akhirnya tuntas sudah eksplorasi goa vertikal pertamaku yang cukup seru ini. Kepuasan akan keindahan ornamen goa menantang jiwa petualanganku untuk kembali melakukan eksplorasi ke goa- goa selanjutnya.